Siang tadi saya mampir ke salah satu dealer sepeda motor. Niat awal
mau mengambil foto atau video sepeda motor terbaru buat ngisi blog
ini. Rupanya sang sales perempuan yang berajah manis itu mengira saya
akan membeli sepeda motor. Saya jadi mengurunkan niat meminta izin
mengambl foto-foto sepeda motor yang terpajang do showroom tersebut.
“Cari motor apa A”, ujar sang sales ramah.
“Mau lihat-lihat saja” kataku. Sementara mata saya focus pada satu sepeda motor sport terbaru yang keren banget.
Si sales malah nyerocos menerangkan motor terbarunya sambil menunjukkan beberapa sepeda motor yang terpajang di depan saya. Meski bukan untuk mencari motor, namun mata saya udah tertarik pada motor sport yang dihadapan saya. Selain gagah juga banyak sekali digunakan di jalan raya. Berarti motor itu sangat diminati oleh masyarakat .
“Cari motor apa A”, ujar sang sales ramah.
“Mau lihat-lihat saja” kataku. Sementara mata saya focus pada satu sepeda motor sport terbaru yang keren banget.
Si sales malah nyerocos menerangkan motor terbarunya sambil menunjukkan beberapa sepeda motor yang terpajang di depan saya. Meski bukan untuk mencari motor, namun mata saya udah tertarik pada motor sport yang dihadapan saya. Selain gagah juga banyak sekali digunakan di jalan raya. Berarti motor itu sangat diminati oleh masyarakat .
Ilustrasi (foto :article.wn.com) |
Melihat respon saya demikian si sales makin semangat. “Carinya motor apa ya pak, ini daftar harganya,” ujar sales sambil menyodorkan daftar harga motor dan cicilannya.
Ia juga memberi alternatif, apakah mau DP berapa atau mau dibayar lunas. Saya gak banyak menjawab, hanya mendengarkan saja. “Oya bisa minta brosur motor ini”, kataku.
Ia mengambil satu brosur lengkap dan ia si slaes mendesak bertanya, mau pilih yang mana. “Kayak beli kacang goreng saja, harus beli saat itu juga,”kataku dalma hati. Saya pun pamitan pada si sales takut kpincut..he2.
O iya, ngomong-ngomong kendaraan saya ingtet zaman kecil dulu di kampung halaman. Kala itu masih sekolah dasar antara usia 8-10 tahun. Kampung halaman saya di sebuah kampung yang jauh dari kota. Kalau tidak salah, ketika saya kelas 3 sekoah dasar, baru ada sebuah jalan yang bisa dilalui kendaran sepeda motor, dibuat oleh masyarakat secara gotong royong.
Melihat motorpun sangat jarang, tidak sehari satu motor yang lewat. Kalaupun ada, bisanya motor ojek yang mengantar dari pemberhentian angkutan umum yang jaraknya cukup jaug ke tempat masing-masing. Kampung saya merupakan perlintasan.
Jalan pun masih tanah. Jika hujan sangat becek. Bahkan motor sering terjebak dalam lumpur hingga tak bisa berkutik.
Saya bersama teman-teman sering ikut mendorong sepeda motor yang terjebak lumpur, setelahnya bisa naik motor dan turun di perkampungan yang saya tinggali.
Masih soal sepeda motor, waktu kecil saya bersama teman-teman sering main motor-motoran yang terbuat dari bambu dengan roda dari papan. Motor-motoran beroda 3, satu di depan dua di blakang.
Cara melajunya mengandalkan gravitasi. Motor-motoran terlebih dahulu dipanggul ke atas sekitar satu KM meter, dan dari atas meluncur dengan kencang. Di motor-motaran bisa satu orang atau berdua. Jika tiba di bawah, ban motor-motoran dicelup ke kolam atau lumpur, supaya motor-motoran melajunya kencang. Lumpur berfungsi sebagai pelumas.
Kegiatan motor-motoran sehabis sekolah hingga waktu ashar. Waktu kecil memang tidak merasa capek, sebuah keasyikan tersendiri dengan permainana yang sangat sederhana. Satu kelompok saya bertiga. Meski teman saya yang dua usianya lebih tua sekitar satu tahun. Namun dalam permainan, kami beritga sangat kompak.
Sering, akibat terlalu keras melaju di jalan turunan, muka tersungkur dan luka-luka. Namun luka tidak terlalu besar karena menimpa jalan yang masih berupa tanah merah, belum ada koral apalagi aspal.
Seingat saya, jalan tersebut hingga kini masih belum mulus. Menerima pengaspalan masih sekitar 5 tahun yang lalu dengan aspal alakadarnya juga tambalan-tambalan dari proram PNPM di era pemerintahan Pak SBY.
Meski jalan-jalan di kampung halaman tempat saya bermain dulu belum mulus, namun dalam hal kepemilikan sepeda motor sudah snagat berubah. Mulai rumah reyot hingga rumah peremanen, hampir sudah terparkir sepeda motor.
Jenis motor pun motor yang saya lihat di dealer di atas, sering saya lihat. Soal trend kendaraan bermotor, masyarakat di kampung tidaklah ketinggalan. Mereka selalu update menggunakan motor terbaru sesuai perkembangan zaman. (*)